Tags

2009 (5) 2010 (1) 2011 (12) 2012 (7) 2013 (1) Anime (2) Ao no Exorcist (2) AoEx (2) application (1) ArchiLife (1) bakeneko (1) batu-malang (1) Biography (1) Cho Kyuhyun (3) collaboration (1) coloured (1) daku (2) fan fiction (8) fiction stories (8) Hachi (8) hachidarksky (22) Him (3) Itachi (1) Kazue Katou (2) Keita (2) Komuter (1) Kyuhyun (4) link (1) Lyric (3) Madara (1) memory (2) mp3 download (2) nad (1) Nadia (1) nonsense (10) ohanichibanwa (5) Okumura Brother (1) one shot (5) OPED (1) OST (1) otherblog (4) Park Ririn (3) perpisahan (2) PSD (2) recommended (6) review (8) Ririn (4) romaji lyrics (2) romance (5) SAI (1) Shaa (2) sketch (1) slice of life (5) spoiler alert (3) Super Junior (10) Tama (3) Teaser (1) TIK (6) Tipografi (5) Trip (4) try (1) Tugas (5) twitter (1) Typography (5) video (3) welcome (1) wordpress (1) WUAfamily (3) Yondaime (1)

About.. who? me?

My photo
<-- omo kyu.. nomnomnom /slapped

Tuesday, February 28, 2012

Still with This Love [ Cho Kyuhyun Fanfiction ]

—I won’t ever let you go..
“sayang, ayo cepat. Sudah hampir jam 10”
arasseo, sebentar”
Dia begitu cantik saat selesai mandi. Rambutnya tergerai menutupi bahunya yang kecil, baju kemeja putih yang tadi ia pakai tidur tetap dipakainya lagi, dan handuk yang membersihkan wajahnya dari basahnya air sehabis mandi memperlihatkan wajah terperangahnya yang lucu. Kenapa kau bisa secantik ini? Aku sungguh sangat beruntung bisa menikah denganmu.
“ah! Baju couple ungu kita! Apa masih cukup untukku?” suaranya yang lembut masih tetap bisa membuatku jatuh cinta seperti saat pertama kali bertemu dengannya. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan bila bukan aku sekarang yang memanggilnya dengan sebutan sayang.
“tentu saja! Kau masih tetap seperti yang dulu.. cantik”
“m—mwo?? Apa yang kau katakan pagi-pagi begini! Jangan membuatku malu” wajahnya benar-benar merah padam. Aku menepuk kedua pipinya dengan tanganku yang besar.
“kau cantik, memang tidak boleh?” aku mencoba menggodanya. Dia terdiam dengan wajah yang terperangah dan malu. Sunggun menyenangkan menggodanya seperti ini.
“su—sudahlah, ayo cepat berangkat saja” istriku ini, masih dengan wajahnya yang merah, langsung meraih baju polo shirt ungu yang sedang kupegang dan masuk ke dalam kamar mandi lagi. Hehehe. Lucu sekali.
“aku tunggu diluar ne sayang..”
“ne!”
—I won’t ever let you hurt..
Dia akhirnya keluar dan berjalan kearahku yang sedang bersandar di pagar setelah mengunci pintu rumah. Ini malah seperti akan kencan pertama kali lagi. Rambutnya yang panjang bergelombang itu dijepitnya beberapa kebelakang. Make-upnya natural, tidak menyembunyikan kecantikan yang memang terpancar dari dirinya. Aku masih tidak menyangka bahwa kami sudah menikah hampir 4 bulan. Karena saat ini, kami bahkan masih terlihat seperti pasangan orang yang masih berpacaran.
Kami sekarang sedang berjalan bergandengan tangan ke sebuah rumah sakit yang dekat dengan rumah kami. Pagi ini cerah, dan awan melindungi kami dari sinar matahari yang sudah sedikit menyilaukan. Rasanya jantungku tidak mau berhenti berdegup super kencang. Kata-katanya masih terngiang di kepalaku. Kata-katanya tadi malam itu sangat membuatku syok, dan hampir pingsan. Sebuah kalimat yaitu, `Sepertinya aku hamil Kyu!`, benar-benar membuatku ingin langsung pergi menemui sang pencipta detik itu juga.
Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung memeriksanya. Oh. Benar-benar, setengah jam menunggu rasanya seperti 365hari. Aku gugup. Aku sudah sangat senang akan kehadirannya di dunia ini nanti. Tapi bagaimana kalau ternyata dia tidak jadi hadir diantara kami? Semalaman aku berdoa agar apa yang dikatakan wanitaku yang paling cantik ini benar. aku sangat-sangat gugup. Sangat.
Akhirnya dokter keluar, istriku mengikutinya. Mereka tampak tidak senang. Apa? Apa hasilnya? Kenapa wajah kalian seperti itu? Jangan katakan kalau ternyata dia tidak ada. Cepat katakan sesuatu!
hun..” suaranya tampak lemah, lesu, lunglai, tak bersemangat sama sekali.
“apa? Kenapa? Jangan membuatku penasaran!”
“istri anda positif hamil” aku terperangah bingung dan tidak percaya.
“hehehee.. kau tertipu.. akhirnya kau termakan ide evilku. hahahahah” istriku ini malah tertawa. Mungkin wajahku tadi benar-benar kecewa super berat. Dia berhasil membuatku tertipu.
“iya dok?” aku tetap masih terperangah tidak percaya akan apa yang aku dengar. Dokter itu mengangguk dan membenarkannya. Belahan jiwaku ini ternyata sudah satu bulan! Aku tidak bisa menahan kebahagiaanku! Aku langsung memeluk istriku ini dengan erat. Dia yang tadinya tertawa sekarang menangis dalam pelukanku. Sepertinya dia juga tidak percaya bahwa dia benar-benar hamil. Aku bersyukur. Sangat bersyukur!
“..saranghae!!” dia membalas senyum bahagiaku dengan tangis bahagianya. Ini sangat tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata. Aku! Akan mempunyai anak dengannya! Tuhan! Bila ini mimpi, jangan sadarkan aku! Dan bila ini memang kenyataan,  biarkan dia hadir dalam kehidupan kami!
“kita harus cepat pulang! Umma pasti senang sekali!,” aku langsung membungkuk dalam-dalam pada dokter yang menangani istriku ini. “terima kasih dok! Kami permisi dulu!”
Aku menariknya keluar ruangan dan rumah sakit dengan cepat. Aku ingin memeluknya, menciumnya, mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara, tapi semua itu tidak kulakukan. Jalanan ini ramai. Aku tidak bisa leluasa melakukan itu semua. Aku sedikit berdecak kesal. Akhirnya aku hanya menggandeng tangannya yang lembut itu dengan kasih sayang yang meluap. Rasanya tsunami pun tidak akan bisa mengalahkan rasa ini.
“sayang, nyanyikan lagu anak-anak dengan suaramu itu..” dia tersenyum kearahku. Senyum malaikat. Aku akhirnya bernyanyi untuknya dan yang berada di dalamnya dan mengusap perutnya pelan. Kami benar-benar bahagia dan seperti tidak bisa terpisahkan. Hingga akhirnya ada sebuah toko yang mengalihkan perhatianku. Toko bunga. Aku akan membelikannya bunga!
“sebentar ya, aku akan kesana sebentar!” aku mencium keningnya dan berlari diantara kerumunan orang di zebracross menuju keseberang jalan, tempat toko bunga itu berada.
—I won’t ever let you cry..
“bisa tolong satu buket bunga Lilac?”
“Lilac? Kenapa tidak mawar saja tuan?”
“tidak, aku ingin Lilac. Itu bunga kesukaannya” aku tersenyum dan menoleh kearah istriku diseberang sana. Dari tempat sejauh apapun, dia tetap yang tercantik. Aku hampir tidak bisa mengalihkan perhatianku darinya selama beberapa saat sampai penjaga toko bunga ini akhirnya memberikan satu buket bunga Lilac.
Aku membayarnya dengan cepat dan langusng menuju lampu penyeberangan jalan. Kenapa lampu ini lama sekali? Cepatlah hijau! Aku ingin segera memberikan ini padanya! Aku berlari-lari kecil ditempat agar aku bisa langsung berlari begitu lampu penyeberangan ini menjadi hijau. Aku melihatnya tertawa diseberang sana. Tawa kecilnya sangat manis.
Ayolah, lama sekali angka-angka ini berganti. 8 detik rasanya seperti 8 jam! Aku sudah tidak tahan mellihatnya sendirian di ujung sana. Tega sekali aku meninggalkannya sendirian disana. Aku akan langsung memeluknya dengan erat sesampainya disana. Dan yang bisa aku pikirikan adalah air mata bahagianya saat menerima bunga ini. Aku akan memeluknya lebih erat lagi.
— I won’t ever leave you..
Mataku teralihkan pada seseorang yang pernah aku kenal. Seorang perempuan. Sepertinya aku pernah melihatnya. Bukankah dia.. Victoria? Apa yang dia lakukan di sini? Ini bukan wilayahnya. Bahkan dia tidak tinggal didekat dan sekitar sini. Tempat menunggu untuk menyeberang masih luas, kenapa dia harus berhenti dibelakang istriku? Mwo?! Apa yang dia lakukan! Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Wanita itu mendorong istriku ke tengah jalan. Di depan mataku.
Tidak. Tidak. Tidak.
“RIN!!” aku tidak mau kehilangannya. Aku berlari secepat yang aku bisa. Aku harus bisa meraihnya. Aku tidak akan membiarkannya pergi dariku. Di depan mataku. Aku melihat air matanya mengalir pelan dari mata indahnya yang melihat kearahku. Kumohon jangan menangis! Aku akan menolongmu. Aku akan menangkapmu dalam pelukanku. Aku tidak akan membiarkanmu terluka! Rin!!

Faster Than a Heartbeat [ Park Ririn Fanfiction ]


Ne...
We are a newly wed..
Aku berjalan riang di trotoar, ditemani pasanganku, suamiku tercinta. Hari ini, siang ini, jam 11 lewat 17 menit, kami baru saja keluar dari rumah sakit beberapa saat yang lalu. Aku hamil! Dan itu sangat membahagiakanku dan tentu saja suamiku juga. Sepanjang jalan kami bergandengan tangan, bersenandung riang, dan sesekali aku dan dia mengusap perutku.
Yes, we are a newly wed..
Hampir empat bulan kami menikah, dan sekarang kami sudah diberi karunia oleh-Nya. Ini menyenangkan, sungguh menyenangkan. Aku tak menyangka aku akan mendapatkannya secepat ini. Rasanya aku sudah mendapatkan beribu-ribu nama dibenakku. Aku memikirkan bila yang lahir adalah perempuan, aku akan mempunyai teman berjalan-jalan kelak. Namun bila itu lelaki, ah, aku akan punya dua lelaki tampan yang akan melindungiku.
—It happen so fast..
Kami memakai couple polo shirt berwarna ungu. Tidak nampak seperti pasangan suami-istri memang. Lebih terlihat seperti pasangan muda yang sedang berpacaran. Tiada henti aku tersenyum. Namun tiba-tiba suamiku ini menyuruhku menunggu di pinggir trotoar, di lampu penyeberangan jalan. Dia berlari dengan cepat menuju keseberang diantara kerumunan orang. Aku melihat penjual bunga di ujung sana, sepertinya dia akan membelinya. Dia memang orang yang sangat romantis. Aku benar-benar jatuh cinta karenanya. Semoga ia membelikanku bunga berwarna ungu, itu warna kesukaanku.
It must be a dream..
Ah! Dia membelinya, warna ungu.. aku ingin sekali segera memeluknya. Tapi tidak bisa, lampu lalu lintas ini menggangguku, lampu penyebrangan sudah berwarna merah. Dia berlari-lari kecil ditempat, dia terlihat ingin sekali segera menjemputku, dan memelukku. Apa yang sebaiknya aku sampaikan bila dia sudah tiba disini nanti? Terima kasih? Aku mencintaimu? Ah, aku hanya akan memeluknya erat bila ia sudah tiba disini.
I can’t even think about anything..
Angka lampu sudah menunjukkan 10, sebentar lagi akan berwarna hijau. Aku akan siap dengan pelukan eratnya. Semoga dia ingat bahwa aku sedang mengandung. Ah, aku sudah memikirkan namanya.. Hyuri kalau dia perempuan, dan Kyuni bila dia laki-laki. Lucu sekali, itu sebagian nama kami juga.. `7..` sebentar lagi! Dia sudah terlihat ingin segera berlari. Oh, dan ternyata itu Bunga Lilac! Bunga cantik berwarna ungu yang ia beri padaku pertama kali. Kejadian ini mengingatkanku seperti saat dia hendak memintaku menjadi pacarnya. Tapi bedanya, saat itu dia sudah berteriak dari ujung sana, dan menembakku. Itu sedikit memalukan, tapi aku tetap menerimanya. Dia memang bisa membuatku jatuh cinta padanya setiap hari.
Except..
Oh? Siapa ini? Dia memegang punggungku? `3..` . hei! Apa yang dia lakukan! Dia mendorongku! Siapa dia?? `mati saja kau`?? Apa maksudnya? Itu suara perempuan! Uh? Dimana ini? Aku sudah diluar trotoar? Uh, Lampu ini terlalu menyilaukan.. semua orang tampak berteriak kearahku.. tapi yang bisa aku dengar, hanyalah suaranya.. memanggil namaku dengan histeris.. dan yang kulihat selanjutnya adalah dirinya berlari kearahku dan Bunga Lilac itu terjatuh dengan sangat pelan.. kumohon..
tolong aku..
You

“KYUHYUN!!”